Entri Populer

Minggu, 10 November 2013

Tentang Bersih Nyok Hari Ini

Pukul 6 kurang beberapa menit, bermodal petunjuk dari Jet dan niat baik untuk Jakarta yang lebih bersih, gue dan sobat-yang-mudah-dan-paling-sering-punya-waktu diajak ke mana-mana, Ekky Pong, berangkatlah kami ke Jeruk Purut. Karena kami berdua sama-sama anak rantau yang sama sekali belum pernah ke Jeruk Purut ditambah lagi minimnya informasi angkutan umum Rawamangun-Jeruk Purut, awalnya kami berencana naik kereta dari Manggarai ke Tanjung Barat dan nyambung naik Taksi ke lokasi bersihnyok. Untunglah, sebelum kami turun di shelter Manggarai, Jet sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan gue lewat tweet-tweetnya. Kalau seandainya kami jadi naik kereta dan lanjut naik taksi, entahlah gue dan Eki nyasar dan/atau sampai jam berapa tanpa tweet-twet lu, Jet. Makasih banyak yak!

Sekalian self-note untuk memori jangka pendek gue, lewat post ini gue juga mau ngasih tau transportasi umum Rawamangun - Jeruk Purut (kali-kali ke depannya mau main ke Jeruk Purut atau nongkrong di cafe Rolling Stone ;D). Kalau naik Transjakarta dari Pemuda-Rawamangun dan sekitarnya harus transit di dukuh atas, lanjut naik TJ tujuan Ragunan kemudian turun di shelter Pejaten Phillips. Dari Pejaten Phillips jalan ke arah Mall Pejaten Village, lanjut naik KWK 11 di seberang Mall.

Setelah beberapa menit naik KWK, sampailah kami di TPU Jeruk Purut. Belum bisa bernafas dengan sangat lega karena kami masih dibingungkan dengan lokasai Masjid Al-Barkah, tempat yang dipilih untuk para volunteers ngumpul dulu. Gue lalu nelpon Jet, doi nggak ngangkat. Ekky pun nanya di mana lokasi masjid ke abang-abang yang bawa pancing. Katanya masjid cukup jauh dari TPU, dan kami harus melewati TPU dulu. Kami pun melewati TPU dan menuruti petunjuk yang diberikan sambil gue kembali mention Jet di twitter untuk nanya-nanya lagi. Untunglah Jet aktif banget twitternya. Setelah kita jalan melewati TPU dan rumah-rumah penduduk akhirnya ketemu Jet yang berinisiatif menjemput kita. Sekali lagi, makasih, Jet! :))

Sampai di lokasi kita disambut mba Desi dan Dokter Nila yang merupakan salah satu penggagas bersihnyok. Kita dikasih t-shirt putih dari cleanup Jakarta. Kemudian sambil menunggu sarung tangan dan masker, gue dan Ekky pun bantu-bantu nyapu lapangan bola voli yang baru dipakai untuk acara sunatan. Beruntung ketemu Mba Desi yang ramah dan juga sudah pernah ikut kegiatan serupa pada organisasi yang berbeda sebelumnya.

Glove dan masker sudah ada lagi, gue, Ekky dan Mba Desi pun gabung dengan volunteers dan penduduk setempat yang sudah dapat glove duluan. Kami membantu penduduk setempat untuk memasukkan sampah-sampah plastik yang ada di dekat lapangan voli ke dalam kantong-kantong yang sudah disediakan.

Pukul 9 pagi, semua volunteers dari bersihnyok dan penduduk setempat beristirahat. Untuk volunteers bersihnyok kegiatan gotong royongnya sudah selesai sedangkan penduduk setempat masih akan melanjutkan kegiatan gotong royongnya. Kami, para volunteers, beristirahat di salah satu rumah warga dan diberi makanan dan minuman. Sambil makan-minum, kami saling berkenalan satu dan lainnya.

Tak lama, bu dokter datang menghampiri kami. Beliau berterima kasih dan bercerita-berbagi pengalaman mengenai kapan dibentuknya, kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan rencana ke depannya bersihnyok. Beruntung bertemu beliau yang sangat ramah dan menginspirasi.

Selesai makan-minum, berkenalan dan ngorol sedikit degan bu dokter, Mba Jessy dan dua orang lagi yang gue lupa namanya, dan akhirnya foto bareng, kami pun bubar. Karena 5 dari 9 volunteers hari ini membawa motor, kami pun bisa nebeng dengan mereka sampai Pejaten Village. Di mall kami mampir ke salah satu food-court. Kami kembali berkenalan dan ngobrol tentang hobi, tentang beberapa daerah yang sudah dan ingin dikunjungi, komunitas-komunitas di twitter dan beberapa selebtweet yang kita kagumi dan lainnya.

Senang banget hari ini bisa bertemu dengan teman-teman baru yang peduli lingkungan, peduli Jakarta. Dan seperti kata bu dokter pagi tadi, "The small things we do may give deep impact for others," semoga kegiatan yang gue, Ekky, Jet, Mba Desi, Mba Iren, Cyntia, Bela, Kak Andre, dan Mala lakukan hari ini bisa bermanfaat untuk bersihnyok, penduduk setempat dan kami sendiri.

Terima kasih untuk bersihnyok yang sudah mengundang dan mempertemukan kami. Dan buat teman-teman semua, very nice to meet you all :D

Selamat hari Pahlawan! :)

P.s. Foto milik Mbak Jessie dan Mbak Iren.

Minggu, 27 Oktober 2013

Tentang HaiDay 2013

Untuk pertama kalinya, Minggu, 20 Oktober, gue datang di acara HaiDay. Bermodal tiket masuk seharga Rp. 15.000 plus ongkos TJ pulang pergi UNJ - Polda, gue hari itu bisa menyaksikan penampilan live musisi-musisi yang sangat gue kagumi. Musisi-musisi yang menginspirasi lewat karya-karya mereka seperti Endah n Rhesa dan Maliq n D'Essentials (*masih terharu*).

Penampilan mereka memang cuma sebentar. Lagu yang mereka bawakan kurang dari jumlah jari kedua tangan gue. Tapi bahagia dan haru karena akhirnya bisa melihat mereka, juga karena kerennya aksi panggung mereka yang tak terdeskripsikan :'))

Tema HaiDay tahun ini sangat mengusung dan mendukung go green. "Celebrating Eco Youth" begitu yang tertulis pada kertas yang di bikin menjadi gelang untuk setiap yang hadir. Dua MC di main stage juga cukup sering meneriakkan kata-kata tersebut dan mengingatkan setiap yang hadir dan mendengar untuk tidak buang sampah sembarangan.

Miris, meski mengusung tema go green, banyak yang tidak peduli dan tuli dengan ajakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Ada begitu banyak sampah yang berserakan di sana-sini. Semakin miris melihat yang datang sore itu sebagian besar adalah kalangan muda berusia belasan dan awal 20 tahun. Sebegini banyak kah generasi muda (Jakarta) yang tidak peduli dengan kebersihan? Pikir gue sore itu.

Semoga HaiDay tahun depan lebih banyak generasi muda yang peduli lingkungan meski mungkin tema tahun depan tak lagi mengenai go green.

Rabu, 11 September 2013

Fans Agnes Monica dan Fans JKT48 di Satu Area

Minggu, 8 September 2013, berbekal tiket hasil menang kuis yang diselenggarakan perusahaan tempat gue bekerja, gue dan dua teman gue datang ke closing acara Jak - Japan Matsuri (JJM) yang dirayakan di Monas. Untuk closing tahun ini, panitia mengundang Agnes Monica dan JKT48 yang dijadwalkan perform di malam hari.

Gue bukan penggemar berat Agmon dan JKT48. Tapi gue bohong kalau gue bilang gue nggak pengen lihat penampilan langsung mereka yang sering diperbincangkan dengan sinis juga manis  baik di dunia nyata pun di dunia maya.

Mendekati pukul 20.00 panggung yang letaknya berdekatan dengan stand para penjual makanan, tempat gue dan dua teman gue sedang menikmati salah satu makanan khas Jepang, mulai didatangi orang-orang yang kebanyakan di antaranya adalah ABG cowok. Area panggung semakin rame saat di panggung muncul girlband (atau pop idol?) yang sepertinya asli dan mungkin juga didatangkan dari Jepang (mereka menyapa dan menyanyikan lagu-lagu dengan bahasa Jepang).

Awalnya gue cukup puas menonton aksi di panggung lewat layar berukuran lumayan besar yang disediakan di dua sisi panggung. Tapi setelah gue pikir-pikir, kakak Agmon dan dedek-dedek JKT48 sudah sedekat ini, masak gue juga harus lihat mereka nyanyi dan nari lewat layar. Akan cuma beda tipis dengan gue di kos buka youtube atau nonton tv untuk lihat mereka konser. Akhirnya gue meninggalkan teman-teman gue yang ogah nyelip-nyelip di antara ramenya penonton.

Gue cukup beruntung malam itu. Gue berhasil nyelip (tanpa terinjak) dan sampai di dekat kursi para tamu yang apes karena pandangan mereka ke panggung terhalang oleh punggung-punggung beberapa penonton yang berdiri. Persis di belakang gue, ada dua ABG cowok yang tidak lebih tinggi dari gue berdiri di atas satu kursi demi bisa melihat idola mereka. Tak lama, yang dinanti-nantikan akhirnya muncul di panggung, yup gerombolan dedek-dedek cute dari JKT48 yang nggak bisa gue lihat langsung karena orang-orang yang berdiri di depan gue tinggi-tinggi sekali. Gue melirik kursi yang diinjak si dua ABG, berharap ada space untuk gue juga bisa berdiri di atasnya. Tentu saja nggak ada. Untunglah, tak sampai 10 menit penampilan awal JKT48, satu penonton meninggalkan kursi yang ia duduki. Gue pun, meski awalnya ragu, ikut berdiri bersama dua ABG tadi. Sejenak mengabaikan usia dan menikmati rasa kembali menjadi ABG :))

Akhirnya gue bisa melihat adek-adek JKT48 bernyanyi dan menari dengan lincahnya langsung. Gue juga bisa menyaksikan betapa antusiasnya para penggemar mereka. Mereka ikut bernyanyi, meneriakkan kata-kata yang sebagian besar gue nggak ngerti apa artinya, dan merekam aksi panggung JKT48. Ada yang cukup puas merekam momen itu dengam ponsel mereka ada juga yang niat bawa kamera sebesar kamera ibu negara. Tak ketinggalan dengan light stick khas fans JKT48. Dengan semangat mereka mengayun-ayunkannya.

Penampilan JKT48 disusul oleh Agnes Monica setelah mereka menyanyikan kurang dari 10 lagu. Hampir separuh dari penonton meninggalkan area panggung begitu JKT48 berpamitan. Tampaknya malam itu fans JKT48 lebih banyak dari Agnes Monica.

Gue bahagia melihat langsung penampilan Agmon. Dia keren, baik suara mau pun tariannya. Malam itu dia juga membawa keponakan perempuannya yang ikut menari bersama para dancer Agmon.

Berada di tengah kerumunan fans Agmon dan JKT48 ternyata tidak seseram yang sempat gue bayangkan. Apa mungkin karena gue berada di tengah fans yang tidak sefanatik mereka yang pernah gue "jumpai" di dunia maya?

Sabtu, 17 Agustus 2013

#CeritaDariKamar: Buku




"My Best Friend is a person who will give me a book I have not read." 

Mengacu pada ungkapan Abraham Lincoln di atas, boleh dibilang saya punya banyak sahabat terbaik. Semua buku milik saya (beberapa masih dipinjam) merupakan pemberian orang-orang yang mengenal betapa sukanya saya membaca. Buku-buku yang ada di lemari buku saya adalah pemberian dari abang, kakak, sepupu, teman-teman saya dan tentunya saya sendiri.

Saya suka membaca sejak saya kanak-kanak.  Sayang, desa tempat saya dilahirkan dan bersekolah dari SD sampai SMP hingga saat ini belum mempunyai perpustakaan umum apalagi toko buku. Kegemaran membaca saya syukurnya tetap bisa tersalurkan lewat salah satu sepupu saya yang berlangganan majalah bobo saat kami masih kecil dan lewat koran lokal Sinar Indonesia Baru, saat saya beranjak remaja, yang setiap hari minggu memuat cerita pendek.

Sama seperti kebanyakan atau mungkin semua orang yang suka membaca, salah satu impian saya kelak kalau sudah punya rumah adalah menyediakan satu ruang untuk perpustakaan pribadi. Ruang tempat saya bisa membaca dengan nyaman. Ruang yang pada satu rak atau lemari kaca khusus memuat buku-buku karya saya sendiri.  Saya juga bercita-cita untuk kelak mendirikan perpustakaan dan membuka toko buku setidaknya di desa saya.

Saya suka cerita baik dalam bentuk tulisan mau pun lisan, fiksi ataupun nyata. Sebagian besar buku saya merupakan buku fiksi. Dan semua buku-buku saya pernah menemani saya kala bepergian dalam jarak dekat maupun jauh dari kamar kost saya. Saya suka membawa buku dalam tas saya, mereka sungguh menjadi sahabat terbaik saya saat saya menunggu atau saat saya bosan dan tidak ingin terlibat dengan kegiatan atau obrolan di sekitar saya.

Sahabat terbaik saya adalah mereka yang memberikan buku yang belum pernah saya baca, kata Lincoln. Saya bersyukur punya sahabat terbaik (yang memberikan saya buku) dan ingin menjadi sahabat terbaik untuk lebih banyak orang lewat buku-buku yang saya beri atau hadiahkan. Sejauh ini, buku-buku yang pernah saya berikan kepada seseorang atau saya sumbangkan pada perpustakaan-perpustakaan yang sudah berdiri dan akan berdiri tidak sebanyak yang saya beri untuk diri saya sendiri. Sepuluh jari saya bahkan lebih banyak dari jumlah buku yang pernah saya beri atau sumbangkan (semoga kamu lebih baik dari saya).

Saya ingin menjadi sahabat terbaik tidak hanya bagi diri saya sendiri.
 :)

Jumat, 16 Agustus 2013

#CeritaDariKamar: Headset

Oh the second thing I would do is I would close both of my eyes and sing the parts I knew of favorite songs up to the sky

Kata-kata di atas adalah penggalan lirik dari lagu baru Jason Mraz. Lagu berjudul Three Things ini belakangan sangat sering saya dengarkan.

Salah satu yang saya sering lakukan saat saya sedih, saat hal-hal yang saya rencanakan tidak berjalan sesuai harapan, adalah mendengarkan musik. Masalah saya memang tidak selesai dengan kegiatan yang satu ini, tapi setidaknya sedih saya sering kali berkurang setelah saya mendengarkan lagu-lagu dari musisi-musisi favorit saya, terutama Jason Mraz.

Headset ini merupakan hadiah dari saya untuk saya sendiri. Saya beli tepat di tanggal dan bulan lahir saya dua tahun lalu. Sejak menjadi penghuni kamar saya, ia sangat membantu kala saya ingin mengistirahatkan sejenak telinga dan pikiran saya dari hal-hal yang tidak membahagiakan.

Ia juga sangat membantu saya yang fokusnya mudah terganggu. Salah satu cara yang sering berhasil mencegah saya melibatkan diri dalam obrolan atau kegiatan di luar kamar saya adalah dengan menutup telinga saya dengan headset ini dan membuka list musik instrumental dalam laptop saya hingga saya bisa melanjutkan apa yang sedang saya kerjakan.

Some things are better left untold, more things are better not to be heard.

Kamis, 15 Agustus 2013

#CeritaDariKamar: Water Dispenser

Love is All Around is one of my favorite songs sung by Jason Mraz. In my bed room, one of things that reminds me of my mom's love is this water dispenser. It's bought when my mom came to Jakarta about three years ago. It was the first time she visited and stayed several weeks at my boarding house.

The first day she stayed, she asked my brother in law to buy me a water dispenser after she saw how I took some water from a 19L-gallon. At first, I denied her request. I lived in a very small room. Adding one thing as 'big' as a water dispenser wasn't that necessary, I thought. Yet, she and my brother insisted that I needed it.

There it was, several minutes after I denied to be given water dispenser, my brother came with a box of a thing that later realized me was a form of care, love from my family. Love is all around, Jason Mraz sings, it surely is in a water dispenser then. :))

I'm grateful now that they insisted I need this thing.

If I learned one thing from history It's that you find yourself in your family
From your mother to your father and sisters
The best gift is how they keep you lifted.*

Miss my family, especially my mom, and my late father, so much now.

*part of Jason Mraz's Love is All Around's lyric.

Rabu, 14 Agustus 2013

#CeritaDariKamar: Lampu Tidur

Salah satu sobat saya memberikan benda mungil ini. Hampir tiga tahun tinggal di kost yang sama, ia jelas tahu saya tidak pernah mematikan lampu sebelum tidur. Jadi, saat dia memberi lampu ini, saya pesimis akan menggunakannya.

Saya lupa kapan persisnya saya iseng tidur dengan hanya mengandalkan sinar dari lampu berbentuk cinta ini. Mungkin saat itu Jakarta sedang sangat gerah, atau mata saya terlalu lelah sehingga saya memutuskan untuk mematikan lampu utama dalam kamar.

Dan sejak malam itu, setiap malamnya saya hanya mengandalkan terangnya selama saya tidur. Kecuali jika saya terlalu mengantuk untuk mau bangkit dari kasur demi mematikan lampu utama.

Meski kecil, cahaya yang dipancarkan lampu cinta ini cukup membantu saya yang tidak suka tidur dalam ruang tanpa cahaya sama sekali. Kupikir demikian juga dengan kebaikan dan cinta yang tak (selalu) harus besar untuk bisa memberi manfaat dan dirasakan oleh siapapun dan apapun. Semoga kamu tidak seperti saya yang sering enggan dan segan untuk melakukan dan menunjukkan kebaikan dan cinta.
:)