Entri Populer

Sabtu, 17 Agustus 2013

#CeritaDariKamar: Buku




"My Best Friend is a person who will give me a book I have not read." 

Mengacu pada ungkapan Abraham Lincoln di atas, boleh dibilang saya punya banyak sahabat terbaik. Semua buku milik saya (beberapa masih dipinjam) merupakan pemberian orang-orang yang mengenal betapa sukanya saya membaca. Buku-buku yang ada di lemari buku saya adalah pemberian dari abang, kakak, sepupu, teman-teman saya dan tentunya saya sendiri.

Saya suka membaca sejak saya kanak-kanak.  Sayang, desa tempat saya dilahirkan dan bersekolah dari SD sampai SMP hingga saat ini belum mempunyai perpustakaan umum apalagi toko buku. Kegemaran membaca saya syukurnya tetap bisa tersalurkan lewat salah satu sepupu saya yang berlangganan majalah bobo saat kami masih kecil dan lewat koran lokal Sinar Indonesia Baru, saat saya beranjak remaja, yang setiap hari minggu memuat cerita pendek.

Sama seperti kebanyakan atau mungkin semua orang yang suka membaca, salah satu impian saya kelak kalau sudah punya rumah adalah menyediakan satu ruang untuk perpustakaan pribadi. Ruang tempat saya bisa membaca dengan nyaman. Ruang yang pada satu rak atau lemari kaca khusus memuat buku-buku karya saya sendiri.  Saya juga bercita-cita untuk kelak mendirikan perpustakaan dan membuka toko buku setidaknya di desa saya.

Saya suka cerita baik dalam bentuk tulisan mau pun lisan, fiksi ataupun nyata. Sebagian besar buku saya merupakan buku fiksi. Dan semua buku-buku saya pernah menemani saya kala bepergian dalam jarak dekat maupun jauh dari kamar kost saya. Saya suka membawa buku dalam tas saya, mereka sungguh menjadi sahabat terbaik saya saat saya menunggu atau saat saya bosan dan tidak ingin terlibat dengan kegiatan atau obrolan di sekitar saya.

Sahabat terbaik saya adalah mereka yang memberikan buku yang belum pernah saya baca, kata Lincoln. Saya bersyukur punya sahabat terbaik (yang memberikan saya buku) dan ingin menjadi sahabat terbaik untuk lebih banyak orang lewat buku-buku yang saya beri atau hadiahkan. Sejauh ini, buku-buku yang pernah saya berikan kepada seseorang atau saya sumbangkan pada perpustakaan-perpustakaan yang sudah berdiri dan akan berdiri tidak sebanyak yang saya beri untuk diri saya sendiri. Sepuluh jari saya bahkan lebih banyak dari jumlah buku yang pernah saya beri atau sumbangkan (semoga kamu lebih baik dari saya).

Saya ingin menjadi sahabat terbaik tidak hanya bagi diri saya sendiri.
 :)

Jumat, 16 Agustus 2013

#CeritaDariKamar: Headset

Oh the second thing I would do is I would close both of my eyes and sing the parts I knew of favorite songs up to the sky

Kata-kata di atas adalah penggalan lirik dari lagu baru Jason Mraz. Lagu berjudul Three Things ini belakangan sangat sering saya dengarkan.

Salah satu yang saya sering lakukan saat saya sedih, saat hal-hal yang saya rencanakan tidak berjalan sesuai harapan, adalah mendengarkan musik. Masalah saya memang tidak selesai dengan kegiatan yang satu ini, tapi setidaknya sedih saya sering kali berkurang setelah saya mendengarkan lagu-lagu dari musisi-musisi favorit saya, terutama Jason Mraz.

Headset ini merupakan hadiah dari saya untuk saya sendiri. Saya beli tepat di tanggal dan bulan lahir saya dua tahun lalu. Sejak menjadi penghuni kamar saya, ia sangat membantu kala saya ingin mengistirahatkan sejenak telinga dan pikiran saya dari hal-hal yang tidak membahagiakan.

Ia juga sangat membantu saya yang fokusnya mudah terganggu. Salah satu cara yang sering berhasil mencegah saya melibatkan diri dalam obrolan atau kegiatan di luar kamar saya adalah dengan menutup telinga saya dengan headset ini dan membuka list musik instrumental dalam laptop saya hingga saya bisa melanjutkan apa yang sedang saya kerjakan.

Some things are better left untold, more things are better not to be heard.

Kamis, 15 Agustus 2013

#CeritaDariKamar: Water Dispenser

Love is All Around is one of my favorite songs sung by Jason Mraz. In my bed room, one of things that reminds me of my mom's love is this water dispenser. It's bought when my mom came to Jakarta about three years ago. It was the first time she visited and stayed several weeks at my boarding house.

The first day she stayed, she asked my brother in law to buy me a water dispenser after she saw how I took some water from a 19L-gallon. At first, I denied her request. I lived in a very small room. Adding one thing as 'big' as a water dispenser wasn't that necessary, I thought. Yet, she and my brother insisted that I needed it.

There it was, several minutes after I denied to be given water dispenser, my brother came with a box of a thing that later realized me was a form of care, love from my family. Love is all around, Jason Mraz sings, it surely is in a water dispenser then. :))

I'm grateful now that they insisted I need this thing.

If I learned one thing from history It's that you find yourself in your family
From your mother to your father and sisters
The best gift is how they keep you lifted.*

Miss my family, especially my mom, and my late father, so much now.

*part of Jason Mraz's Love is All Around's lyric.

Rabu, 14 Agustus 2013

#CeritaDariKamar: Lampu Tidur

Salah satu sobat saya memberikan benda mungil ini. Hampir tiga tahun tinggal di kost yang sama, ia jelas tahu saya tidak pernah mematikan lampu sebelum tidur. Jadi, saat dia memberi lampu ini, saya pesimis akan menggunakannya.

Saya lupa kapan persisnya saya iseng tidur dengan hanya mengandalkan sinar dari lampu berbentuk cinta ini. Mungkin saat itu Jakarta sedang sangat gerah, atau mata saya terlalu lelah sehingga saya memutuskan untuk mematikan lampu utama dalam kamar.

Dan sejak malam itu, setiap malamnya saya hanya mengandalkan terangnya selama saya tidur. Kecuali jika saya terlalu mengantuk untuk mau bangkit dari kasur demi mematikan lampu utama.

Meski kecil, cahaya yang dipancarkan lampu cinta ini cukup membantu saya yang tidak suka tidur dalam ruang tanpa cahaya sama sekali. Kupikir demikian juga dengan kebaikan dan cinta yang tak (selalu) harus besar untuk bisa memberi manfaat dan dirasakan oleh siapapun dan apapun. Semoga kamu tidak seperti saya yang sering enggan dan segan untuk melakukan dan menunjukkan kebaikan dan cinta.
:)

Kamis, 08 Agustus 2013

#CeritaDariKamar: Laptop

Menceritakan benda-benda yang ada di kamar, bagi saya sama dengan menggali kenangan dan cerita di balik benda-benda tersebut. Karena setiap benda dalam kamar saya merupakan pemberian -- baik dari saya sendiri mau pun dari sahabat dan keluarga-- menceritakan mereka juga berarti berterima kasih lagi pada sang pemberi.

Di dalam kamar saya, benda yang paling berharga --bukan (hanya) karena nilai belinya-- adalah benda ini. Saya beri nama Thomas karena kesukaan saya pada salah satu striker timnas Jerman, Thomas Müller dan musisi mengagumkan, Jason Thomas Mraz.

Thomas sah menjadi salah satu penghuni kamar sekaligus sahabat saya sejak 10 Juli 2010 lalu. Ia merupakan pemberian abang saya. Di antara benda-benda lain yang menghuni kamar saya, ia merupakan salah satu yang banyak berjasa dalam kehidupan perkuliahan, hingga saya bisa wisuda 19 Maret tahun ini, dan penyalur inspirasi lewat film-film, bacaan, dan lagu-lagu yang bisa saya nikmati karena keberadaannya.

Thomas juga merupakan salah satu yang paling sering saya bawa ke mana-mana. Ke kampus, ke rumah saudara, perpustakaan, dan yang terjauh dari kamar ini, kampung halaman saya.

Saya membayangkan kalau Thomas dan benda-benda lain dalam kamar saya seperti mainan dalam Toy Story, Thomas pasti bisa menceritakan sejuta kekonyolan saya. Ia yang  banyak menangkap ekspresi bahagia, sedih, mupeng (muka pengen) karena berbagai film, kdrama, kisah (fiksi dan non-fiksi), lagu dan lainnya dan ekspresi ketika saya berkutat dengan tugas kuliah hingga skripsi. Ia juga yang mungkin akan berteriak menuntut saya menyelesaikan cerpen-cerpen yang tak kunjung selesai. Atau menutup telinga pada cerita-cerita 'payah' saya.

Saya bersyukur atas kemurahan hati abang memberikan saya Thomas.